Awalnya ku kira ini hanyalah sebuah mimpi belaka
Ternyata tidak, Ayah benar-benar telah tiada
Ia benar-benar telah pergi dari dunia yang fana
Menuju Rabb-nya yang maha sempurna.
Ayah…..
Perjuanganmu meninggalkan seribu arti
Kelembutanmu menyisakan sejuta makna
Ketulusanmu menggetarkan kesunyian hati
Kata-kata mu menyejukkan jiwa yang terlena.
Mendengar Suaramu kini hanyalah sebuah bayangan
Melihat senyummu kini hanyalah tinggal khayalan
Rindu akan Canda tawa mu kini hanyalah sebuah pengharapan
Mencium tanganmu kini hanyalah tinggal impian.
Ayah, tahukah engkau….
Betapa hati ini menjerit
Dan air mata ini seakan-akan tidak henti-hentinya mengalir
Ketika kami melihatmu hanya terdiam membisu
Seakan suara indahmu hilang dalam dimensi waktu
Jika bukan karena Allah dan iman di dalam dada
Pasti kami telah hancur di bawa oleh arus duniawi
Melepaskan kepergianmu untuk selamanya
Itu hal yang tersulit dalam hidup ini.
Ayah, tahukah engkau….
Ketika cinta ini seakan tidak ingin berpisah
Ketika waktu terasa sangat singkat untuk terus bersama
Ketika kepergianmu menyisakan air mata
Meskipun kami tahu bahwa hidup hanyalah menjalani skenario yang maha kuasa.
Ayah, kami yakin Allah telah menepati janjinya
Ketika engkau melihat mahligai surga yang bertahta
Engkau lukiskan senyuman indah mu yang merona
Senyuman terakhir yang meneduhkan jiwa.
Akan kami ukir namamu di setiap bait-bait doa
Akan kami sebut namamu di sujud dalam keheningan malam
Hingga tiba suatu saat nanti
semoga kita akan berjumpa lagi.
Wahai Allah, Rabbul Izzati
Muliakanlah ia laksana seorang raja
Cintailah ia laksana sang kekasih
Rahmatilah ia dengan rahmatmu yang maha bijaksana
Sayangilah ia dengan kasih sayang-Mu yang tak bertepi
Dakwatuna.com
0 comments:
Post a Comment